Makna Lirik Lagu Turi Putih Tembang Sunan Kalijaga

Makna Lirik Lagu Turi Putih Tembang Sunan Kalijaga

BYSNIS.COM – Makna Lirik Lagu Turi Putih Tembang Sunan Kalijaga membuat kita penasaran akan terjemahan. Rasanya tidak afdol jika kita tidak ingin mengetahui penjelasan makna lirik lagu Turi putih dari sunan Kalijaga ini.

Setelah seorang kanjeng Sunan Giri melantunkan, “Turi Putih, Turi Putih di tandur ning kebon agung”, semua yang hadir duduk di pelataran ndalem Giri Kedaton melantunkan serentak dan berjalan dengan notasi lagu sakti mengenang kematian. Obor di setiap sudut kita nyalakan dengan minyak jarak, membuatnya redup dan tidak dapat menerangi.

Saat angin malam bergerak pelan menyapa seluruh jasad yang hadir, hawa dingin yang lemah dengan saksi gemulai rembulan, Bukit Giri bungkam dalam nyanyian turi putih.

Setelah lirik lagu selesai, semua orang terdiam di malam yang dingin dan angkuh. Dan Kanjeng Sunan Giri Dawuh, “Ngger, anak-anakku, bungaku putih, putih lawon.”

Kembang turi urip ora suwe”, semua terdiam, tertunduk khusyuk mendengar makna lagu turi putih ciptaan Kanjeng Sunan Giri tentang hikmah, kesadaran kematian dan amal setelah kematian manusia.

Lirik Lagu Turi Putih Tembang Sunan Kalijaga

Saat semua yang hadir masih tenggelam dalam kesunyian malam, tak ada yang berani berbicara, Kanjeng Sunan hanya bernyanyi dengan suara berat namun indah.

Turi putih-turi putih
Ditandur neng kebon agung
Turi putih-turi putih
Ditandur ning kebon agung
Cumleret tiba nyemplung
Gumlundhung kembange apa
Mbok kira, kembange apa?
Mbok kira, kembange apa?
Sing kene setengah mati

Makna Lirik Lagu Turi Putih

Sing kana ra piye piye

Dan kanjeng Sunan kemudian mengurai maknanya, ngger ngertio.

Turi Putih-Turi Putih.
Turi, artinya tak aturi (saya kasih tahu).
Putih itu simbolisme dari kain kafan/pocongan, orang mati yang di bungkus dengan kain kafan (kain mori warna putih).
Arti selengkapnya, saya kasih tahu, bahwa kelak manusia itu akan mati.

Ditandur ning kebon agung.
Ditanam di kebon agung, artinya mati di kubur di sebuah makam.

Cumleret tiba nyemplung.
Sebuah gambaran dari orang mati yang sedang di masukkan dalam kuburan waktunya cepat seperti kilat jatuh.

Gumlundhung kembange apa.
Maksudnya, setelah orang yang mati itu selesai di kubur, maka kemudian akan mendapatkan pertanyaan oleh malaikat soal amal perbuatannya. Turi Putih

Mbok kiro, kembange apa?
Mbok kiro, adalah simbol manusia yang sudah meninggal, selalu akan mendapatkan pertanyaan, amal apa yang sudah Kamu perbuat?
Bekal apa yang akan kamu bawa?

Kembange apa?
Kembang-kembang mlathi.
Kembang mlathi di ronce-ronce (orang mati pada kelihatannya) membawa bunga melati yang di rangkai, di kalungkan pada peti jenazah.

Sing kene setengah mati.
Sing kana ‘ra piye piye.
Yang ada di sini (di dunia) susah setengah mati, tetapi yang di sana tidak ada apa-apa.
Ini adalah pandangan mata manusia pada umumnya.

Kesimpulan

Bagi mereka yang bijak dalam mengatur hidup dan mencari kebijaksanaan tetapi jika mereka akan mengerti bahwa hidup di dunia adalah tempat menanam bunga amal (jasmine di ronce) untuk hidup beresiko / kesulitan untuk mempersiapkan amal ketika mereka mati.

Jika itu bisa kita lakukan, maka memang tidak akan ada masalah besar (sings kana ra piye piye) tetapi jika tidak ada amal, hidup di sana akan sulit mati.

Baca juga : Lirik dan Makna Lagu Kidung Wahyu Kolosebo Lengkap

Manusia seringkali lupa bahwa jika di kubur, siksaan itu lebih dari apapun, tetapi mereka hidup ra piye-piye tanpa melakukan perbuatan baik dan perbuatan untuk bekal di alam kubur nanti.

Ketika saya sadar itu hanya imajinasi saya, hati saya berkata: “Kanjeng Sunan, kami merindukan seorang panutan seperti Anda yang selalu menenangkan dan membimbing orang, sekarang kami di cabik-cabik oleh politik. Saya merasa benar-benar lupa bahwa kami akan mati”

Jangan Lewatkan berita lainnya hanya di bysnis.com dengan cara Follow BYSNIS di Google News

Baca juga :   Cerita Sinopsis Ikatan Cinta 5 Januari 2022

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *